Suatu hari, ada seorang bocah perempuan yang sedang memanjat pohon kersen di seberang rumah Pak Haji. Bocah perempuan itu dandannya lusuh dan kumal. Maklum bagi seorang bocah, ia memanjat pohon kersen dengan (maaf) tidak memakai cela*a.
Beberapa saat kemudian, Pak Haji yang baru saja pulang dari masjid terkaget-kaget melihat bocah perempuan tersebut.
Pak Haji : "Astagfirullahal adzim......!"ucap Pak Haji sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Neng, (sebutan perempuan bahasa sunda), turun kesini!"
Mendengar Pak Haji yang memanggilnya, bocah perempuan itu kemudian turun dari pohon dan menghampiri Pak Haji. Pak Haji lalu bertanya pada bocah itu.
Pak Haji: :" Ya ampun neng.....Kenapa tidak pakai cela*a?"
Ditanya seperti itu, sang bocah pun panik dan lalu berbohong.
Bocah Perempuan : "Ayah-ibu saya tidak punya uang untuk membelikan saya pakaian yang lengkap, Pak Haji..." jawab anak itu sambil berpura-pura menangis.
Mendengar cerita si bocah (tengil) ini, Pak Haji sedih. Ia lalu mengeluarkan selembar uang seratus ribu.
Pak Haji: "Ini uang seratus ribu. Buat beli celana dan baju yang bagus"
Mendapat uang banyak, si bocah perempuan pun lantas pulang. Ia lalu menceritakan kejadian ini pada ibunya.
Mendengar cerita ini, si ibu pun mendapat ide. Dalam hati si ibu berkata :"Anak sekecil ini ga pakai cela*a dikasih 100 ribu. Apalagi saya!"
Keesokan harinya, si ibu pun melakukan aksinya, Ia kemudian menaiki pohon kersen dengan (sekali lagi maap) tidak memakai cela*a. tidak lama kemudian, pak haji pun pulang dari masjid. Saat melihat si ibu "bergelantung" sambil tidak pakai cela*a di atas pohon kersen di depan rumahnya, Pak Haji pun kaget bukan kepalang. Ia kemudian memanggil ibu itu.
Pak Haji: "Astagfirullahal adzim....!!!!!!,Neng, ke sini!" seru Pak Haji
Mendengar panggilan Pak Haji, si ibu pun bergegas turun. Dalam hatinya ia sangat penasaran berapa uang yang akan diberi oleh Pak Haji. Pak Haji pun mengeluarkan dompetnya lalu berkata:
Pak HAji : "Nih, seribu. Buat beli silet!"
0 komentar:
Posting Komentar